Ajaran Moralitas Dalam Cerita Bambang Ekalawya Pada Channel Youtube Hindu Nusantara (Persfektif Pendidikan Agama Hindu
Main Article Content
Abstract
Ajaran moralitas yang disampaikan diambil dari cerita-cerita lokal atau cerita yang bersumber dari epos besar seperti Ramayana dan Mahabarata. Nilai-nilai dalam kisah tidak hanya berupa kisah kepahlawanan, tetapi sarat dengan ajaran pendidikan agama Hindu yang dipakai untuk menyampaikan nilai-nilai etika, moralitas. Persepektif Pendidikan siswa ideal yang tergambar pada tokoh Bambang Ekalawya sebagai tauladan dalam melakukan pembelajaran yang mandiri. Kemandirian dalam belajar tetap mengacu pada nilai-nilai moralitas dan etika seorang siswa didalam proses pembelajaran, yang sejalan dengan pendidikan Agama Hindu. Tujuan khusus penulisan ini untuk mengetahui: 1) Struktur Cerita Bambang Ekalavya; 2) Ajaran Moralitas serta 3) Moralitas Persepektif Pendidikan Agama Hindu dalam Cerita Bambang Ekalavya Pada Channel Youtube Hindu Nusanatara. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian 1) struktur cerita Bambang Ekalawya dari unsur intrinsic, tema belajar mandiri (otodidak), alur cerita maju, latar mengisahkan kehidupan dalam cerita Bambang Ekalawya dari awal sampai akhir, tokoh utama Bambang Ekalawya dan tokoh pendukung Rsi Drona, Arjuna. Unsur ekstrinsik memiliki nilai moralitas, agama maupun social yang mampu dijadikan pedoman dalam berkehidupan saat ini. 2) Ajaran moralitas Pada Cerita Bambang Ekalawya adalah integritas, hormat pada guru, dan mandiri. 3) Ajaran moralitas persefektif Pendidikan Agama Hindu, dalam cerita Bambang Ekalawya antara lain: Wacika Parisudha, Brahmacari, dan Guru Susrusa
Article Details
References
Alfin, J. (2014). Apresiasi Sastra Indonesia (1st ed.). Surabaya: UIN Sunan Ampel Press
Azizah, H. (2014). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Bilangan pecahan. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan
Atmaja, 2012:53
Chalijah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya:Al-Ikhlas,2004), 34.
Cloud, Henry. (2007). Integritas - Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Illich, Ivan dkk, 1999. Menggugat Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Juliani, N. M. (2020). Sistem Belajar Otodidak Ekalawya Dalam Adi Parwa. WIDYALAYA: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(2), 185-192.
Kajeng, Nyoman. 1997. Sarasamuscaya. Surabaya: Paramita
Kajeng , I Nyoman. 1999 . Sarasamuccaya (dengan Teks Bahasa Sanskerta dan Jawa Kuna). Surabaya : Paramit
Mudjiman, Haris. 2007. Belajar Mandiri, Surakarta, LPP dan UNS Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Omar Hamalik, 2005. Proses Belajar Mengajar, Jakarta:PT Bumi Aksara.
Somvir, (2001). 108 Mutiara Veda untuk Kehidupan Sehari-Hari. Surabaya: Paramita.
Rsi Dronahttps://media.neliti.com/media/publications/78780-ID-otodidak-belajar-sendiri-sebagai-metode.pdf
Subramaniam, K. (2003). Mahabharata. Surabaya: Paramita
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Wiana, I Ketut. (2006). Memahami Perbedaan Caturvarna, Kasta dan Wangsa. Surabaya: Paramita.
Wiana, I Ketut. (2007). Tri Hita Karana, Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita.
Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.