WIDYALAYA: Jurnal Ilmu Pendidikan http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya <p><strong>WIDYALAYA</strong>: Journal of Educational Sciences published by Ekadanta publisher in collaboration with STAHN Mpu Kuturan Singaraja. The publication of the WIDYALAYA Journal is intended as a forum for academics / lecturers to express their thoughts, ideas, research results, as well as the development of scientific insights, especially in the field of education. As an academic information medium, WIDYALAYA Journal presents a space for scientific discourse, academic-theoretical dialogue, which later can be used as a reference for scientific writing for students, lecturers, and academics. The focus and thematic scope of the WIDYALAYA Journal includes educational studies.</p> <p>E-ISSN: <a title="E-ISSN" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1605246239&amp;1&amp;&amp;2020" target="_blank" rel="noopener">2746-8682</a></p> EKADANTA en-US WIDYALAYA: Jurnal Ilmu Pendidikan 2746-8682 Pemanfaatan Lagu Anak Hindu Untuk Menanamkan Ajaran Śraddhā dan Bhakti di Sekolah Dasar di SD Negeri 5 Tukadaya http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/603 <p>Pendidikan Agama Hindu di sekolah dasar sering kali masih bersifat kognitif dan normatif, sehingga belum sepenuhnya menyentuh dimensi afektif dan spiritual peserta didik. Padahal, nilai Śraddhā (kepercayaan) dan Bhakti (pengabdian) sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan lagu anak Hindu sebagai media pembelajaran dalam menanamkan ajaran Śraddhā dan Bhakti di SD Negeri 5 Tukadaya. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu anak Hindu efektif menumbuhkan pemahaman dan sikap religius siswa melalui pendekatan yang menyenangkan, reflektif, dan kontekstual. Lagu digunakan secara sistematis dalam pembukaan, inti, dan penutup pembelajaran, dan diintegrasikan dengan nilai-nilai Hindu dalam kehidupan sehari-hari siswa. Guru memegang peran kunci dalam mengarahkan pemaknaan lagu dan mengaitkannya dengan ajaran agama. Implikasi dari temuan ini menunjukkan pentingnya pengembangan model pembelajaran agama Hindu berbasis budaya dan estetika sebagai upaya memperkuat pendidikan karakter spiritual di tingkat dasar.</p> Ni Luh Septa Pradnyani Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 140 151 Pemanfaatan Cerita Klasik Hindu (Itihasa dan Purana) Dalam Meningkatkan Pemahaman Etika Siswa Sekolah Dasar Di SD Negeri 4 Melaya http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/604 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis pemanfaatan cerita klasik Hindu, khususnya <em>Itihasa</em> dan <em>Purana</em>, dalam meningkatkan pemahaman etika siswa sekolah dasar. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus di SD Negeri 4 Melaya. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi cerita klasik Hindu dalam pembelajaran etika memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pemahaman, sikap, dan perilaku etis siswa. Nilai-nilai seperti <em>satya</em> (kejujuran), <em>dharma</em> (kewajiban moral), <em>ahimsa</em> (tidak menyakiti), dan <em>seva</em> (pengabdian) berhasil diinternalisasi melalui pendekatan naratif, reflektif, dan partisipatif. Selain memperkuat identitas budaya dan spiritual siswa, metode ini juga membuktikan efektivitasnya dalam menjembatani antara pengetahuan moral dan tindakan nyata. Temuan ini memperkuat urgensi pendidikan karakter berbasis budaya lokal sebagai fondasi pembentukan etika generasi muda</p> Putu Erna Yuliantari Copyright (c) 2024-10-30 2024-10-30 5 2 152 164 Penerapan Ajaran Asta Brata Melalui Cerita Wayang Untuk Siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Jatiluwih http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/608 <p>Kemerosotan karakter peserta didik akibat kurangnya pendekatan pendidikan yang kontekstual dan berbasis kearifan lokal menjadi tantangan dalam pendidikan dasar. Salah satu upaya inovatif yang dilakukan adalah penerapan nilai-nilai <em>Asta Brata</em> melalui media cerita wayang sebagai strategi pendidikan karakter di SD Negeri 3 Jatiluwih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi nilai <em>Asta Brata</em> melalui narasi wayang dan dampaknya terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelapan nilai <em>Asta Brata</em> berhasil ditransformasikan ke dalam narasi yang sesuai dengan perkembangan psikologis anak, dan diinternalisasi melalui pendekatan naratif, reflektif, dan partisipatif. Strategi pedagogis yang digunakan guru meliputi diskusi kelompok, simulasi, media visual, dan proyek kreatif menunjukkan efektivitas tinggi dalam membentuk karakter siswa. Dukungan kepala sekolah, guru, orang tua, dan komunitas adat memperkuat proses internalisasi nilai dalam ekosistem pendidikan sekolah. Implikasi filosofis dan pedagogis dari penelitian ini menegaskan pentingnya spiritualitas, budaya lokal, dan pembelajaran berbasis nilai sebagai fondasi utama dalam pendidikan karakter yang kontekstual dan transformatif.</p> Ni Luh Gede Nia Kusuma Sari Copyright (c) 2024-10-30 2024-10-30 5 2 165 178 Eco-Spirituality Pendidikan Agama Hindu: Peran Konsep Tri Hita Karana dalam Membentuk Kesadaran Lingkungan Siswa Sekolah Dasar http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/626 <p>Krisis lingkungan global yang ditandai polusi udara, deforestasi, dan krisis sampah plastik membutuhkan pendekatan pendidikan transformatif. Pendidikan lingkungan konvensional dinilai gagal membentuk kesadaran ekologis holistik karena mengabaikan dimensi spiritual-etis, padahal internalisasi nilai spiritual terbukti efektif memicu perubahan perilaku jangka panjang. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul pembelajaran berbasis filosofi&nbsp;<em>Tri Hita Karana</em>, harmonisasi hubungan manusia-Tuhan (<em>Parhyangan</em>), sesama (<em>Pawongan</em>), dan alam (<em>Palemahan</em>), untuk membentuk kesadaran lingkungan siswa sekolah dasar di daerah rentan ekologis. Penelitian ini menggunakan metode <em>mixed methods</em> eksplanatori dengan pendekatan&nbsp;<em>Research and Development</em>&nbsp;(R&amp;D) diterapkan pada 30 siswa kelas IV-VI SD Negeri 177 Cendana Hitam, Kab. Luwu Timur. Data dikumpulkan melalui&nbsp;<em>pre-test/post-test</em>, observasi partisipatif, wawancara, dan analisis kurikulum, dianalisis secara kuantitatif (<em>paired t-test</em>) dan kualitatif (NVivo 12). Hasil menunjukkan peningkatan signifikan skor kesadaran lingkungan holistik (<em>pre-test</em>&nbsp;= 62,3;&nbsp;<em>post-test</em>&nbsp;= 78,5;&nbsp;<em>p</em>&nbsp;= 0,001), mencakup tiga aspek: pengetahuan ekologi (65,2→82,1) melalui pemahaman&nbsp;<em>karmaphala</em>&nbsp;(hukum sebab-akibat) dalam konteks pencemaran sungai; sikap ramah lingkungan (58,7→75,3) lewat ritual&nbsp;<em>Bhumi Puja</em> dan hasil perilaku praktis (63,0→78,2) dengan 85% siswa konsisten memilah sampah organik sebagai&nbsp;<em>yadnya</em>. Temuan membuktikan <em>eco-spirituality</em> berbasis kearifan lokal mampu menyinergikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Implikasi kebijakan mencakup revisi kurikulum (30% konten aplikatif <em>Tri Hita Karana</em>), pelatihan guru berbasis ritual lokal, dan kolaborasi sekolah-komunitas adat dalam restorasi ekosistem. Model ini selaras dengan SDGs tujuan 4 (pendidikan berkualitas) dan 13 (penanganan iklim), serta dapat diadaptasi ke budaya lainnya. Keterbatasan penelitian terletak pada lingkup sampel pedalaman, sehingga diperlukan uji coba lebih luas di daerah urban dan non-Hindu.</p> I Made Budhayana Copyright (c) 2024-11-26 2024-11-26 5 2 154 162 Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization untuk Meningkatkan Hasil Belajar Agama Hindu dan Budhi Pekerti Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 3 Lokapaksa Tahun Pelajaran 2023/2024 http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/627 <p>Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Lokapaksa pada tahun ajaran 2023/2024 dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di kelas VI. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus mencakup empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data mengenai hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes hasil belajar, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai awal sebelum tindakan adalah 57,00 dengan daya serap 57% dan tingkat ketuntasan 45%. Setelah penerapan tindakan pada siklus I, rata-rata nilai meningkat menjadi 67 dengan daya serap 67% dan ketuntasan 57%. Pada siklus II, nilai rata-rata mencapai 70,00 dengan daya serap 70% dan ketuntasan 65%. Pada siklus III, nilai rata-rata meningkat menjadi 80 dengan daya serap 80% dan seluruh siswa (100%) mencapai ketuntasan belajar sesuai Kriteria Ketuntasan Target Pembelajaran (KKTP) yang ditetapkan sebesar 75. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di kelas VI SD Negeri 3 Lokapaksa pada tahun ajaran 2023/2024.</p> Rolly Irawan Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 163 169 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Hindu pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Sukasada http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/628 <p>Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu melalui penerapan model pembelajaran <em>Cooperative Script</em>. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sukasada pada semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024, yang berjumlah 31 orang. Fokus atau objek utama dalam penelitian ini adalah efektivitas penggunaan model <em>Cooperative Script</em> dalam proses pembelajaran. Model <em>Cooperative Script</em> merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja sama antar siswa dalam memahami dan menyampaikan materi pelajaran secara bergantian. Dalam konteks ini, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima informasi, tetapi juga aktif sebagai penyaji materi kepada temannya. Melalui interaksi ini, diharapkan proses pemahaman menjadi lebih mendalam dan bermakna. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen tes hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan perkembangan hasil belajar dari siklus ke siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, jumlah skor kumulatif siswa adalah 2.315 dengan rata-rata nilai sebesar 74,68, daya serap sebesar 74,68%, dan tingkat ketuntasan belajar mencapai 74,68%. Sementara itu, pada siklus II terjadi peningkatan dengan skor kumulatif mencapai 2.550, rata-rata nilai naik menjadi 82,26, daya serap menjadi 82,26%, dan ketuntasan belajar meningkat secara substansial hingga 90,32%. Peningkatan ini menunjukkan efektivitas model <em>Cooperative Script</em> dalam memperbaiki hasil belajar siswa, ditandai dengan kenaikan rata-rata daya serap sebesar 7,58% dan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 15,64%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran <em>Cooperative Script</em> memiliki kontribusi yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa pendekatan pembelajaran yang berbasis kolaborasi aktif antar peserta didik layak dipertimbangkan dalam pengembangan strategi pengajaran yang lebih efektif.</p> Ni Nyoman Wihelmi Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 170 177 Tari Joged Gandangan Pingit Pada Upacara Piodalan di Pura Gria Sakti Alas Angker, Dusun Jungut, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/645 <p>Agama Hindu dan kesenian Bali mempunyai hubungan yang erat. Kesenian diabdikan untuk kepentingan keagamaan, demikian juga dengan kesenian yang mendukung pelaksanaan agama tidak terlepas dari iringan seni. Salah satu kesenian yang memiliki hubungan sinergi dengan ritual agama Hindu adalah Tari Joged <em>Gandangan Pingit</em>. Upacara keagamaan yang mementaskan tarian sakral yang termasuk tari <em>bebali</em> ini adalah upacara <em>Piodalan </em>di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker. </em>Tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>merupakan tarian sakral yang ditarikan oleh satu orang gadis yang dalam pementasannya menggunakan lakon <em>Calonarang </em>dan diiringi oleh gambelan <em>tingklik </em>dengan <em>laras pelog</em>. Mengingat Tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>ini termasuk tari sakral yang tergolong tarian langka yang perlu dilestarikan, maka peneliti teregerak untuk mengangkat penelitizn terkait tari tersebut dengan judul : Pementasan Tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>pada Upacara <em>Piodalan </em>di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker </em>Dusun Jungut, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung (Perspektif Pendidikan Agama Hindu). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian mengangkat tiga permasalahan yang akan dibahas antara lain: (1) Bagaimanakah struktur pementasan tari Joged<em> Gandangan Pingit</em> dalam Upacara<em> Piodalan</em> di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker</em>?, (2) Apakah fungsi pementasan tari Joged<em> Gandangan Pingit</em> dalam Upacara<em> Piodalan</em> di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker</em>?, (3) Nilai-nilai pendidikan agama Hindu apakah yang terkandung dalam pementasan tari Joged<em> Gandangan Pingit</em> pada Upacara<em> Piodalan</em> di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker</em>?. Adapun tujuan penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui struktur pementasan tari Joged<em> Gandangan Pingit</em>&nbsp; dalam Upacara<em> Piodalan</em> di<em> Pura Gria Sakti Alas Angker</em>, (2) Untuk mengetahui fungsi pementasan tari Joged<em> Gandangan Pingit</em> dalam Upacara<em> Piodalan</em> di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker</em>, (3) Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Hindu yang terkandung dalam pementasan tari Joged<em> Gandangan Pingit</em> pada Upacara <em>Piodalan</em>, dan untuk memperkenalkan keberadaan tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>kepada masyarakat umum. Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan rumusan masalah, peneliti mempergunakan teori untuk membedah masalah pada pementasan tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>antara lain adalah (1) Teori Fungsional Struktural untuk membedah mengenai struktur pementasan tari Joged <em>Gandangan Pingit</em>, (2) Teori Sakral Profan untuk membedah proses pementasan pementasan tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>dari profan ke sakral, (3) Teori Nilai untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Hindu yang terkandung pada pementasan tari Joged <em>Gandangan Pingit</em>. &nbsp;Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa : observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis data, maka dapat disimpulkan struktur pementasan tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>antara lain : (1) Tahap persiapan, terdiri dari <em>Nedunang Ilen-ilen</em>, <em>Mapiuning </em>di tempat pentas, dan <em>Nunas </em>gelungan; (2) Tahap pementasan atau <em>Masolah </em>terdiri dari dua babak yaitu babak lakon <em>Calonarang </em>dan babak <em>Gandrangan</em>; (3) Tahap penutup atau <em>Ngatukang </em>gelungan. Fungsi dari tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>dalam upacara <em>Piodalan </em>di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker </em>dusun Jungut adalah sebuah tari pengiring upacara<em> Piodalan </em>di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker</em>, sebagai <em>Maliang-liang</em> dan sebagai <em>penyineb </em>dalam&nbsp; upacara <em>Piodalan </em>di <em>Pura Gria Sakti Alas Angker</em>. Nilai-nilai pendidikan agama Hindu yang terkandung dalam pementasan tari Joged <em>Gandangan Pingit </em>adalah nilai <em>tattwa</em>, etika, estetika dan sosial budaya.</p> Komang Widiani Copyright (c) 2024-11-28 2024-11-28 5 2 178 184 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Penggunaan Aplikasi Lumi Education dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu Pada Siswa Kelas XI.E di SMA Negeri 4 Singaraja http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/646 <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu melalui pemanfaatan aplikasi Lumi Education sebagai media pembelajaran interaktif. Subjek penelitian adalah siswa Kelas XI.E di SMA Negeri 4 Singaraja. Latar belakang dari penelitian ini adalah rendahnya minat belajar siswa yang ditunjukkan oleh kurangnya partisipasi aktif dalam diskusi kelas, rendahnya antusiasme terhadap materi pelajaran, kurangnya fokus selama proses pembelajaran berlangsung, serta maraknya penggunaan handphone untuk hal-hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain media sosial atau game selama jam pelajaran.</em></p> <p><em>Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus pembelajaran. Setiap siklus mencakup empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Strategi yang digunakan dalam tindakan melibatkan integrasi aplikasi Lumi Education sebagai sarana pembelajaran berbasis teknologi yang memungkinkan siswa belajar dengan lebih interaktif, menyenangkan, dan sesuai dengan karakteristik generasi digital. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa instrumen, yaitu observasi langsung terhadap aktivitas siswa, penyebaran angket minat belajar, tes hasil belajar untuk mengukur pencapaian kognitif, serta wawancara untuk menggali pendapat dan pengalaman siswa selama proses pembelajaran berlangsung.</em></p> <p><em>Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui perubahan signifikan dalam minat belajar dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam minat belajar siswa setelah penerapan aplikasi Lumi Education. Pada Siklus I, persentase minat belajar siswa meningkat menjadi 72,22%, dan pada Siklus II kembali meningkat menjadi 82,22%. Peningkatan ini juga diikuti oleh kenaikan nilai rata-rata hasil belajar siswa, dari 64,9 pada observasi awal menjadi 73 pada akhir Siklus I, dan meningkat lagi menjadi 85 pada akhir Siklus II. Selain itu, sebanyak 93% dari jumlah siswa telah berhasil mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang menunjukkan peningkatan prestasi akademik secara menyeluruh.</em></p> <p><em>Temuan lain yang penting dari penelitian ini adalah berkurangnya penggunaan handphone untuk kegiatan yang tidak relevan selama proses pembelajaran. Sebaliknya, siswa menjadi lebih terlibat secara aktif dan positif dalam kegiatan belajar mengajar karena mereka merasa bahwa teknologi yang digunakan relevan dan mendukung proses belajar mereka. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan aplikasi Lumi Education secara efektif dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa serta mampu mengarahkan penggunaan teknologi digital ke arah yang lebih produktif di lingkungan sekolah.</em></p> Putu Ariawan Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 185 190 Penerapan Mindfulness dan Model Think Pair And Share untuk Meningkatkan Fokus dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu di Kelas X.2 SMA Negeri 1 Kubutambahan http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/647 <p>Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan fokus dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu melalui penerapan metode mindfulness dan model pembelajaran aktif Think Pair and Share (TPS). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas X.2 SMA Negeri 1 Kubutambahan dengan 30 siswa sebagai subjek. Latar belakang penelitian adalah rendahnya konsentrasi dan keterlibatan siswa selama pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar. Metode mindfulness diterapkan dalam bentuk latihan kesadaran penuh sebelum kegiatan inti dimulai, untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan kesiapan belajar. Sementara itu, model TPS digunakan untuk mendorong siswa berpikir mandiri, berdiskusi, dan berbagi ide, sehingga menciptakan pembelajaran yang aktif dan kolaboratif. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar dari 20% (pra-siklus) menjadi 60% (siklus I), dan 86,7% (siklus II). Peningkatan juga tampak pada fokus siswa, ditandai oleh meningkatnya konsentrasi, partisipasi diskusi, dan keberanian mengemukakan pendapat. Penerapan metode mindfulness membantu siswa lebih tenang dan fokus, sedangkan model TPS menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan partisipatif. Kombinasi keduanya terbukti efektif dalam meningkatkan hasil dan kualitas proses pembelajaran. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis dalam perancangan strategi pembelajaran yang memperhatikan kesiapan mental dan partisipasi aktif siswa.</p> I Gede Putrayasa Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 191 196 Tri Hita Karana Sebagai Fondasi Pembangunan Sekolah Berkelanjutan pada SD Negeri 3 Kubutambahan di Era Green Education http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/648 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran nilai-nilai Tri Hita Karana sebagai fondasi dalam mewujudkan pembangunan sekolah berkelanjutan di SD Negeri 3 Kubutambahan, khususnya dalam konteks implementasi pendidikan hijau (green education). Tri Hita Karana sebagai konsep kearifan lokal Bali yang menekankan keharmonisan antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesama (Pawongan), dan manusia dengan alam (Palemahan), dinilai selaras dengan prinsip-prinsip pendidikan berkelanjutan yang menekankan keseimbangan sosial, spiritual, dan ekologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana telah mendorong terbentuknya budaya sekolah yang peduli lingkungan, memperkuat hubungan sosial antarwarga sekolah, serta meningkatkan spiritualitas dalam aktivitas pembelajaran dan kegiatan sekolah lainnya. Selain itu, nilai-nilai tersebut juga menjadi landasan dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan program sekolah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penelitian ini merekomendasikan penguatan integrasi Tri Hita Karana dalam kurikulum, pengelolaan sekolah, serta pelibatan aktif seluruh pemangku kepentingan sebagai strategi kunci dalam mendukung gerakan green education di tingkat sekolah dasar. Dengan demikian, Tri Hita Karana terbukti relevan sebagai fondasi filosofis dan praktis dalam membangun sekolah berkelanjutan di era modern.</p> I Desak Made Asriani Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 197 2015 Relevansi Ajaran Sarasamuccaya dalam Pendidikan Moral Remaja Hindu http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/649 <p>Sarasamuccaya adalah teks yang disusun oleh Bhagawan wararuci, merupakan salah satu teks etika dalam tradisi Hindu yang berisi petuah-petuah hidup yang bijaksana dan mengandung ajaran moral yang mendalam. Teks ini dianggap sebagai panduan hidup bagi umat Hindu untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dengan penuh kedamaian dan keharmonisan. Artikel ini bertujuan mengkaji relevansi ajaran Sarasamuccaya dalam pendidikan moral remaja Hindu dengan mendalami sumber-sumber klasik, nilai-nilai tradisional, serta implikasinya terhadap pembentukan karakter melalui pendekatan pendidikan keagamaan yang holistik. Kajian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka, melalui analisis literatur yang relevan dengan topik, dari buku-buku pendidikan, artikel ilmiah, serta observasi dan dokumentasi yang relevan terhadap ajaran Sarasamuccaya. Sloka-sloka dalam Sarasamuccaya mengajarkan banyak nilai yang relevan untuk pendidikan moral, termasuk kejujuran, empati, pengendalian diri, dan kedamaian batin. Pendidikan moral untuk remaja Hindu harus melibatkan lebih dari sekadar pengajaran teori ajaran agama. Ajaran <em>Sarasamuccaya</em> dapat diterapkan dalam berbagai metode pengajaran yang melibatkan pengalaman langsung dan pembelajaran berbasis nilai. Kutipan sloka Sarasamuccaya menekankan pentingnya menjaga perkataan dan memperingatkan kita untuk menghindari empat jenis perkataan yang berbahaya: perkataan jahat, perkataan kasar, perkataan memfitnah, dan perkataan bohong. Keempat jenis perkataan ini tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menghancurkan kedamaian dan keharmonisan. Oleh karena itu, kita diajarkan untuk selalu berbicara dengan bijaksana, berbicara dengan kebenaran, dan menghindari perkataan yang dapat merugikan orang lain. Dengan menjaga kata-kata kita, kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai dan penuh dengan kasih sayang.</p> Ni Luh Putu Indah Windayani Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 206213 206213 Konsep Satya dan Aplikasinya dalam Materi Dharma Wacana http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/650 <p><em>Satya</em> merupakan salah satu prinsip fundamental dalam ajaran dharma yang memiliki peran penting dalam membentuk kehidupan moral, sosial, dan spiritual individu. Artikel ini mengkaji pemahaman dan penerapan <strong><em>Satya</em></strong> dalam konteks <strong>Dharma Wacana</strong>, dengan tujuan untuk menggali makna kebenaran dalam ajaran spiritual dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan kualitatif, artikel ini menganalisis berbagai teks dharma, ajaran-ajaran lainnya, untuk memahami bagaimana Satya diterapkan dalam kehidupan praktis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <strong><em>Satya</em></strong> tidak hanya berkaitan dengan kebenaran dalam perkataan, tetapi juga mencakup keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dalam konteks sosial, penerapan prinsip kebenaran dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis, meningkatkan integritas individu, dan membangun masyarakat yang adil. Artikel ini juga menyoroti manfaat spiritual dari hidup sesuai dengan Satya, termasuk kedamaian batin, kebahagiaan sejati, dan peningkatan kesadaran diri, termasuk bagaimana mempersiapkan materi dharma wacana yang mengandung ajaran <em>satya</em>. <strong><em>Satya</em></strong> dalam Dharma Wacana bukan hanya konsep moral, tetapi juga merupakan jalan menuju pencerahan dan kedamaian dalam kehidupan manusia.</p> I Kadek Warcipta Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 214 221 Pendidikan Kesadaran Lingkungan Berbasis Ajaran Wana Kertih dalam Tradisi Hindu http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/651 <p>Krisis lingkungan global mendorong pentingnya pendidikan berbasis nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal. Ajaran Wana Kertih dalam tradisi Hindu Bali merupakan landasan filosofis dan praktis dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan yang holistik. Artikel ini bertujuan mengkaji konsep Wana Kertih sebagai bentuk pendidikan ekospiritual, serta relevansinya dalam pendidikan lingkungan modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi pustaka dan observasi partisipatif terhadap praktik tradisional masyarakat Hindu Bali. Hasil kajian menunjukkan bahwa ajaran Wana Kertih tidak hanya mengajarkan konservasi hutan secara fisik, tetapi juga spiritualisasi alam sebagai bagian dari sistem nilai hidup masyarakat. Nilai-nilai Wana Kertih dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan agama Hindu untuk membentuk karakter ekologis dan spiritual peserta didik. Dalam penyadaran ini, tidak hanya menjadi tugas dan kewajiban siswa sebagai generasi muda dalam melestarikan hutan, namun guru sebagai pendidik juga berperan dalam memberikan contoh pelestarian hutan.</p> Ni Luh Putu Ista Sushanti Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 222 229 Integrasi Pendidikan Hindu Melalui Pemahaman Cerita Arjuna Pramada di SMP N 2 Abiansemal http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/652 <p>Pendidikan agama Hindu di Indonesia memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan spiritualitas generasi muda. Salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai Hindu adalah melalui cerita-cerita epik yang sarat dengan ajaran moral dan spiritual. Artikel ini mengkaji integrasi pendidikan Hindu melalui pemahaman cerita Arjuna Pramada di SMP Negeri 2 Abiansemal. Cerita Arjuna Pramada yang berasal dari Mahabharata, mengandung banyak pesan moral mengenai keberanian, pengendalian diri, pertobatan, dan tanggung jawab yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana cerita Arjuna Pramada dapat diintegrasikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan implikasinya terhadap pemahaman nilai-nilai Hindu oleh siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita Arjuna Pramada dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai nilai-nilai Hindu kepada siswa, serta berperan penting dalam pembentukan karakter siswa, seperti ketulusan, tanggung jawab, dan kebijaksanaan. Integrasi cerita ini juga memperkuat identitas agama dan budaya Hindu siswa serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, integrasi cerita Arjuna Pramada dalam kurikulum Pendidikan Agama Hindu di SMP Negeri 2 Abiansemal memberikan dampak positif dalam pengajaran agama yang lebih kontekstual, menarik, dan aplikatif, sekaligus berkontribusi pada pembentukan karakter siswa yang lebih baik.</p> Ni Luh Ary Yuni Astuti Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 230 237 Telaah Tema Dharma Wacana Berdasarkan Nilai-Nilai Catur Purusa Artha di SD No 3 Penarungan http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/653 <p><em>Dharma Wacana </em>merupakan media komunikasi keagamaan dalam tradisi Hindu yang bertujuan untuk membimbing umat dalam memahami dan mengamalkan ajaran suci Weda. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah tema-tema dalam <em>Dharma Wacana</em> dengan menggunakan nilai-nilai <em>Catur Purusa Artha</em><em>, </em>terdiri dari <em>Dharma, Artha, Kama, dan Moksa</em>, serta mengeksplorasi manfaat <em>dharma wacana</em> dalam membentuk karakter siswa SD 3 Penarungan, serta dampaknya terhadap pembentukan nilai-nilai moral, spiritual, dan etika yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dan analisis isi. Tulisan ini membahas pelaksanaan <em>dharma wacana</em> dengan tema <strong><em>Catur Purusa Artha</em></strong> bagi siswa SD 3 Penarungan yang dilakukan setiap selesai melaksanakan persembahyangan. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat memahami dan menginternalisasi konsep dasar kehidupan yang baik, mulai dari menjalani kewajiban dengan benar (<em>Dharma</em>), meraih kesejahteraan melalui usaha yang sah (<em>Artha</em>), menikmati kebahagiaan yang sehat dan seimbang (<em>Kama</em>), hingga mencapai kebahagiaan sejati yang berasal dari kedamaian batin dan kedekatan dengan Tuhan (<em>Moksha</em>). <em>Dharma wacana</em> ini dapat menjadi metode yang efektif dalam mengintegrasikan pendidikan agama dan karakter pada siswa, sehingga dapat membekali mereka dengan dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup.</p> Ni Made Sukantiasih Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 238 245 Implikasi Pengajaran Agama Hindu Melalui Media Seni di Smp Negeri 2 Mengwi http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/654 <p>Pengajaran Agama Hindu melalui media seni di SMP Negeri 2 Mengwi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap ajaran agama Hindu sekaligus memperkenalkan budaya Bali yang kaya akan nilai-nilai spiritual. Penggunaan media seni seperti musik gamelan dan seni suara sebagai sarana pengajaran agama Hindu memberikan pendekatan yang lebih hidup dan menarik, memungkinkan siswa untuk lebih mudah memahami konsep-konsep agama seperti <em>karma, dharma</em>, dan <em>moksha</em>. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus untuk menganalisis implementasi pengajaran agama Hindu melalui media seni, khususnya seni gamelan dan seni suara di SMP Negeri 2 Mengwi. Implikasi dari pengajaran ini tidak hanya terlihat dalam peningkatan pengetahuan agama, tetapi juga dalam pengembangan kreativitas siswa, peningkatan karakter moral, serta kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya Bali. Selain itu, melalui seni siswa diajak untuk menghayati dan meresapi nilai-nilai agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari, yang mendalam secara spiritual dan emosional. Pengajaran ini juga memperkenalkan siswa pada pentingnya penghormatan terhadap sesama dan lingkungan melalui nilai-nilai Hindu yang terkandung dalam praktik seni. Secara keseluruhan, pengajaran agama Hindu melalui media seni di SMP Negeri 2 Mengwi berperan penting dalam membentuk karakter spiritual siswa dan memperkaya pemahaman mereka terhadap ajaran agama dan budaya Bali secara lebih menyeluruh dan menyentuh aspek emosional serta kultural mereka.</p> I Ketut Suagetana Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 246 253 Implementasi Pendidikan Asta Brata Melalui Kegiatan Pramuka di SMP Negeri 4 Mengwi http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/655 <p>Pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam pembentukan pribadi siswa, terutama dalam menanamkan nilai-nilai kepemimpinan dan moral yang baik. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pendidikan karakter adalah melalui ajaran <em>Asta Brata</em>, yang mengandung delapan nilai kepemimpinan dalam tradisi Hindu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pendidikan <em>Asta Brata</em> melalui kegiatan Pramuka di SMP Negeri 4 Mengwi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, yang melibatkan observasi, dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Subjek penelitian terdiri dari siswa yang aktif dalam kegiatan Pramuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan Pramuka di SMP Negeri 4 Mengwi berhasil mengintegrasikan nilai-nilai <em>Asta Brata</em>, seperti keberanian, kebijaksanaan, disiplin, dan kerja sama dalam setiap aktivitas. Kegiatan ini tidak hanya mendidik siswa untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, tetapi juga memperkuat karakter mereka, seperti kejujuran, kesabaran, dan ketekunan. Selain itu, pendidikan agama Hindu juga diterapkan untuk menanamkan nilai-nilai spiritualitas, yang membantu siswa dalam mengembangkan rasa cinta terhadap sesama dan lingkungan. Implementasi <em>Asta Brata</em> melalui Pramuka diharapkan dapat membentuk siswa yang berkualitas, baik secara intelektual, moral, maupun spiritual. Implementasi <em>Asta Brata</em> dalam tiga aspek utama di SMP Negeri 4 Mengwi: kepemimpinan dalam kegiatan Pramuka, pengembangan karakter, dan pendidikan agama Hindu dalam kegiatan Pramuka.</p> I Nyoman Tisna Widnyana Copyright (c) 2024-11-29 2024-11-29 5 2 254 261