Nilai Pendidikan Karakter Dalam Tradisi Okokan Di Desa Kediri Kabupaten Tabanan indonesia

Main Article Content

I Made Yudana

Abstract




Dalam artikel ini, akan membahas manfaat tradisi Okokan di desa Kediri untuk mengajarkan karakter bangsa. Tradisi ini adalah kearifan lokal masyarakat Desa Kediri. Mereka percaya bahwa itu dilakukan untuk menolak bala dalam ritual Nangluk Merana. Keyakinan ini mendorong masyarakat desa Kediri menjadi masyarakat yang religious, mencintai alam, dan gotong royong. Meskipun saat ini kita hidup di era globalisasi tradisi Okokan masih ada. Tradisi Okokan tidak hanya merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan, tetapi juga merupakan bukti bahwa tradisi ini mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat membentuk karakter masyarakat Desa Kediri. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggali dan menyebarkan nilai-nilai pendidikan ini kepada masyarakat. Penelitian kualitatif ini berfokus pada nilai-nilai pendidikan karakter bangsa dengan menggunakan metode analisis isi pada tradisi okokan di Desa Adat Kediri, Kabupaten Tabanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi okokan di Desa Adat Kediri. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif serta metode studi kepustakaan (library research). Tradisi Okokan adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan dipukul. Alat ini terbuat dari kayu yang besar, mirip dengan kalung sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Okokan mengandung beberapa makna, termasuk makna religius sebagai melawan kekuatan negatif (Tri Hita Karana), makna estetika, dan makna keharmonisan. Selain itu, tradisi Okokan mengajarkan nilai-nilai karakter seperti religius, gotong royong, disiplin, cinta tanah air, dan kepedulian terhadap lingkungan. Oleh karena itu, tradisi ini harus dilestarikan dan diajarkan kepada generasi muda.




Article Details

How to Cite
I Made Yudana. (2022). Nilai Pendidikan Karakter Dalam Tradisi Okokan Di Desa Kediri Kabupaten Tabanan. ŚRUTI: Jurnal Agama Hindu, 3(1), 51-58. Retrieved from https://jurnal.ekadanta.org/index.php/sruti/article/view/436
Section
Articles

References

I Gusti Ayu, S. N. D., Anak Agung Ngurah, A. M. K. T., & Tjokorda Gede, A. S. (2021).
Neutralize-Suround Of Tektekan Okokan: Metafora Narasi Tektekan Dalam Koleksi Tiga Busana. Bhumidevi: Journal of Fashion Design, 1(01), 76-86.
Kadek, S., & I Nyoman, S. (2017). Karakteristik Barungan Okokan Banjar Mayungan Anyar, Desa Antapan, Tabanan.
Sanjaya, I., & Sumadi, I. (2022). Okokan di Tabanan, Bali.
Sulhan, N. (2010). Pendidikan Berbasis Karakter Sinergi antara Sekolah dan Rumah dalam Membangun Karakter Anak. Surabaya: Jaringpena.
Tenaya, A. N. A. S. (2018). Mendekonstruksi wacana komodifikasi kesenian tektekan di desa kediri, kecamatan kediri, kabupaten tabanan, bali. Universitas Udayana.
Titib, I. M. (1996). Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita.
Wiana, I. K. (2007). Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita.
Wikantariasih, N. P., Koriawan, G. E. H., Erg, M., Ardana, I. G. N. S., & Sn, M. (2018). Okokan (Sebuah Tinjauan Seni Rupa). Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha, 8(1), 32-46.
Windutama, I. W., Sunarta, I. N., & Wijaya, N. M. S. (2020). Komodifikasi Dalam Pengembangan Tradisi Okokan Sebagai Atraksi Wisata di Desa Kediri Tabanan. JUMPA, 6(2), 452-469.
Yudabhakti, M. dan Watra, W. (2007). Filsafat Seni Sakral dalam Kebudayaan Bali. Surabaya: Paramita.