Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu Pada Tradisi Magegobog Di Desa Jimbaran indonesia

Main Article Content

I Ketut Kartika Yasa

Abstract




Dalam menyambut hari raya Nyepi, tradisi Pengerupukan menjadi momen yang sangat penting bagi masyarakat Bali untuk membersihkan diri dan mengusir energi-energi negatif. Tradisi ini biasanya diwarnai dengan pawai Ogoh-Ogoh yang meriah. Namun, di Desa Jimbaran, tradisi Pengerupukan memiliki keunikan tersendiri. Tradisi Pengerupukan di Desa Jimbaran lebih dikenal dengan nama Magegobog. Menurut masyarakat setempat, istilah Pengerupukan diartikan sebagai menyeruduk secara membabi buta, sedangkan Magegobog memiliki makna menyuarakan bunyi-bunyian dari berbagai alat musik tradisional. Masyarakat percaya bahwa dengan melakukan tradisi ini dapat mengusir roh jahat dan membersihkan desa dari energi negatif. Dengan menetralisir energi negatif, tradisi Magegobog diharapkan mampu membawa kedamaian dan kesucian bagi desa dan masyarakatnya. Unsur yang digunakan untuk menyomia yang disimbolkan dengan bawang merah, bawang putih, dan jangu. Penyomia itu lalu dicampur dengan beras berwarna kuning dan ditaburkan ke segala arah terutama di setiap perempatan. Nyomia artinya mengembalikan atau menetralisir kondisi yang selama satu tahun di pengaruhi oleh berbagai energi dari umat manusia untuk dikembalikan pada hari raya Nyepi, agar semua kembali harmonis. Perbedaan terminologi ini tentu saja juga mencerminkan penekanan dan proses ritual yang juga berbeda. Pada penelitian ini menggunakan teknik observasi serta studi kepustakaan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang tradisi Magegobog. Hasil dari penelitian ini menjabarkan mengenai tradisi Magegobog merupakan tradisi yang erat kaitannya akan nilai filosofis dan religius. Tradisi Magegobog merupakan tradisi yang dilaksanakan sebagai pelestarian budaya yang diturunkan oleh leluhur masyarakat tersebut. Nilai pendidikan agama Hindu yang terkandung dalam tradisi Magegobog adalah nilai tat twa asi, tri hita karana, bhakti marga, sosial, dan etika.




Article Details

How to Cite
I Ketut Kartika Yasa. (2023). Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu Pada Tradisi Magegobog Di Desa Jimbaran. ŚRUTI: Jurnal Agama Hindu, 4(1), 41-48. Retrieved from https://jurnal.ekadanta.org/index.php/sruti/article/view/469
Section
Articles

References

Derson, D., Dharmawan, I. G. A., & Edung, T. (2021). Upacara Bokas Pada Acara Perkawinan Umat Hindu Kaharingan Dayak Dusun (Kajian Pendidikan Agama Hindu). Padma Sari: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(01), 28-37.
Putri, I. A. N. B., & Sudarsana, I. K. (2023). Internalisasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Dewa Mesraman Di Desa Paksabali Kabupaten Klungkung (Perspektif Nilai-Nilai Pendidikan). Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu, 14(2).
Prihandana, I. G. N. K. O., Suarsana, I. N., & Kaler, I. K. (2023). Tradisi Siat Sambuk Di Banjar Pohgending, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Jurnal Socia Logica, 3(2), 101-111.
Suadnyana, I. B. P. E. (2018). Kajian Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Konsep Manyama Braya. Jurnal Pasupati, 5.
Widiasa, N. R., Hadriani, N. L. G., & Raka, I. N. (2022). Tradisi Ngangkid di Sungai Desa Adat Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng (Kajian Pendidikan Agama Hindu). JURDIKSCA: Jurnal Pendidikan Agama Hindu Mahasiswa Pascasarjana, 1(1), 28-41.
Yani, Z. (2020, January). Tradisi Mepende dan Nilai-nilai Pendidikan Agama: Studi Kasus di Masyarakat Ujungberung–Kota Bandung. In Proceeding of Seminar International Literature Nusantara (Vol. 2, No. 1, pp. 159-178).