Revitalisasi Nilai-Nilai Hindu dalam Tradisi Nyepi: Strategi Ketahanan Budaya dan Spiritual di Tengah Krisis Global
Main Article Content
Abstract
Tradisi Nyepi sebagai perayaan tahun baru Saka dalam agama Hindu Bali bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga memuat nilai-nilai filosofis, teologis, dan sosiokultural yang mendalam. Dalam konteks krisis global seperti perubahan iklim, pandemi, dan degradasi nilai-nilai spiritual, Nyepi menjadi titik reflektif sekaligus strategi ketahanan budaya dan spiritual masyarakat Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana nilai-nilai Hindu yang terkandung dalam Nyepi—seperti tapa, brata, yadnya, dan moksha—direvitalisasi secara kontekstual sebagai respons terhadap tantangan global kontemporer. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis hermeneutik dan fenomenologis. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi partisipatif selama rangkaian Nyepi (Tawur Agung, Catur Brata Penyepian, dan Ngembak Geni), serta wawancara dengan pemuka agama, budayawan, dan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nyepi telah mengalami perluasan makna dari sekadar ritual keagamaan menjadi ruang kontemplatif kolektif yang membentuk kesadaran ekospiritual. Nilai hening, puasa, dan isolasi sukarela dalam Nyepi menjadi praktik resistensi terhadap budaya konsumtif dan kebisingan global, sekaligus mendorong solidaritas spiritual lintas komunitas. Revitalisasi nilai Hindu dalam Nyepi juga tampak pada adaptasi ritual melalui media digital, kampanye lingkungan, hingga integrasi dalam kurikulum pendidikan. Strategi ini tidak hanya memperkuat identitas budaya Bali, tetapi juga menawarkan model ketahanan spiritual yang inklusif dan berkelanjutan. Simpulannya, Nyepi merupakan bentuk spiritual ecology yang merefleksikan relasi harmonis antara manusia, alam, dan transendensi. Ia menjadi model penting dalam merumuskan teologi publik Hindu Bali yang relevan dengan era krisis global.
Article Details
References
Coburn, Thomas B. (2002). Encountering the Goddess: A Translation of the Devi-Mahatmya and a Study of Its Interpretation. Albany: State University of New York Press.
Eiseman, Fred B. (1990). Bali: Sekala and Niskala – Essays on Religion, Ritual, and Art. Berkeley: Periplus Editions.
Goris, R. (1954). Prasasti Bali sebagai Sumber Sejarah. Jakarta: Djambatan.
Kaler, Wayan. (2008). Nyepi: Hari Raya Hening Penuh Makna. Denpasar: Bali Post.
Lansing, J. Stephen. (2006). Perfect Order: Recognizing Complexity in Bali. Princeton: Princeton University Press.
Pitana, I Gede. (2000). "Tri Hita Karana – The Balinese Philosophy of Life and Tourism Development." Jurnal Kajian Bali, Vol. 10, No. 2, pp. 55–72.
Suamba, I B Gede Yudha. (2014). “Ekoteologi Hindu Bali: Studi Kasus Ritual Nyepi.” Jurnal Bhuwana Dharma, Vol. 5, No. 1, pp. 45–58.
Tillich, Paul. (1957). The Dynamics of Faith. New York: Harper & Row.
Wiana, I Ketut. (2002). Agama Hindu: Dharma, Upacara, dan Etika. Surabaya: Paramita.
Zohar, Danah & Marshall, Ian. (2004). Spiritual Capital: Wealth We Can Live By. San Francisco: Berrett-Koehler.