Pemaknaan Upacara Tumpek Landep Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Kehidupan
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini membahas Makna Upacara Tumpek Landep Sebagai Upaya Pengendalian Diri dalam Melaksanakan Tri Kaya Parisudha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Bagaimana Bentuk Pelakssaan Upacara Tumpek Landep dalam Kegiatan Keagamaan dan untuk mengetahui Apa Makna Upacara Tumpek Landep Sebagai Upaya Pengendalian Diri dalam Melaksanakan Tri Kaya Parisudha. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata dari hasil wawancara mendalam dan dalam bentuk gambar-gambar. Sehingga mengunakan data primer dan data sekunder saling melengkapi. Tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa bentuk pelaksanaan upacara tumpek landep dalam kegiatan keagamaan dimana umat mengupacarai benda-benda tajam bahkan kendaaran juga ikut serta diupacarai. Seperti halnya perayaan tumpek landep di pura cenderung diawali dengan menyucikan dan mengupacarai pengawin/senjata dewata nawa sanga atau Pratima. Perayaan hari suci tumpek landep ditujukan kehadapan Sang Hyang Pasupati. Hakikinya tujuan peringatan hari suci tumpek landep adalah untuk memohon ketajaman pikiran, perkataan maupun perbuatan serta mempertajam jnana dan spiritualitas. Mengupacarai semua senjata dan peralatan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, tujuannya supaya menjadi lebih terarah dan tepat guna, agar benda-benda tersebut tidak membahayakan bagi si pengguna ataupun pemiliknya. Beragam dan bervariasi dalam penampilan pelaksanaan upacara keagamaan, namun tetap sama dan satu dalam prinsip kepercayaan agama Hindu. Pentingnya suatu pengendalian diri untuk memahami esensi daripada upacara tumpek landep yang tentunya harus dibarengi dengan kesadaran yang murni agar pikiran, perkataan maupun perbuatan selalu diselimuti dengan kesucian.
Article Details
References
Persembahyangan. Pustaka Bali Post.
Bungin, B. (2006). Metodologi Penelitian Sosial: Format Kuantitatif dan
Kualitatif. Universitas Airlangga Press.
Darmayasa. (2013). Bhagavad Gita Nyayian Tuhan. Yayasan Dharma Sthapanam. Kadjeng, I. N. (1997). Sarasamuscaya. Paramita.
Mas, P. I. G. A. (2001). Upacara Dewa Yadnya. Maswinara, I. W. (2008). Bhagawadgita. Paramita. Sanjaya, P. (2010). Acara Agama Hindu. Paramita. Suarka, I. N. (2014). Sundarigama. ESBE buku.
Sura, I. G. (1985). Pengendalian Diri dan Etika Dalam Ajaran Agama Hindu.
Hanuman Sakti.
Wijayananda, I. P. E. J. (2003). Tetanding Lan Sorohan Bebanten. Paramita. Yogagiri. (2013). Upakara dalam Upacara Hindu.
Debroy, Bibek dan Debroy, Dipavali. 2001. Garuda Purana. Surabaya: Paramaita
Surabaya.
Gulo. W. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia .
Gulo.W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Gunaji, Nagesh Vasudev. 2001. The Wonderful Life and Teaching of Shri Sai
Baba. Jakarta: Yayasan Sri Sai Baba Indonesia.
Gunawan, Imam. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamidi. 2004 Metode Penelitian Kualitatif. Malang : Universitas
Muhamamadiyah
Kadjeng, I. N. (1997). Sarasamuscaya. Surabaya: Paramita
Kaelan, 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat Paradigma Bagi
Pengembangan Penelitian Interdisipliner Bidang Filsafat, Budaya, Sosial,
Semiotika, Sastra, Hukum, dan Seni. Jakarta: Paradigma.
Kinasih, A. S. 2010. Pengaruh Latihan Yoga terhadap Peningkatan Kualitas
Hidup. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. 18(1): 1-12
Maswinara, I Wayan. 2008. Rgveda.Surabaya: Paramita
Mas, P. I. G. A. (2000). Upacara Dewa Yadnya. Denpasar.
Pudja, I Gede. 2004. Kitab Suci Bhagawad Gita. Surabaya: Paramita
Rangathananda, Swami. 1993. Suara Vivekananda. Bandung : Hanuman Sakti.
Sanjaya, Putu. 2010. Acara Agama Hindu. Surabaya: Paramita
Sarasvati, 2002. Asana, Pranayama, Mudra, Bandha. Surabaya: Paramita.
Sarasvati, Svami Satya Prakas, 2004 Patanjali Rajayoga, Paramita: Surabaya