Upacara Melasti Bayi Kembar Di Desa Sidetapa Kecamatan Banjar, Buleleng (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

Main Article Content

Kadek Ayu Winarti

Abstract

Melasti merupakan upacara yang dilaksanakan menjelang perayaan hari raya Nyepi bertujuan untuk membuang segala kekotoran dan untuk memperoleh Tirtha Amertha. Namun di Desa Sidetapa tidak melaksanakan Melasti menjelang hari raya Nyepi, melainkan dilaksanakan pada hari tertentu seperti halnya ada bayi yang lahir kembar dan upacara yang lain. Berlandaskan hal ini, Tradisi Upacara Melasti bayi kembar di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Buleleng menarik perhatian peneliti untuk dieksplorasi (Perspektif Pendidikan Agama Hindu).Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proses Tradisi Upacara Melasti bayi kembar di Desa Sidetapa terkait prosedur, fungsi serta makna dan implikasi terhadap masyarakat. Metode pengumpulan data meliputi studi dokumen, wawancara, serta observasi. Analisis data dan kunjungan lapangan ke lokasi penelitian digunakan untuk melakukan observasi. Bendesa, Pamong, Pemangku, Penyuluh Agama Hindu, dan tokoh masyarakat di Desa Sidetapa dianggap paling tahu tentang subjek yang diteliti adalah informan yang paling mengetahui data yang dibutuhkan, oleh karena itu dilakukan wawancara mendalam dengan mereka. Penelusuran dokumen selesai dengan mempelajari semua pustaka di Desa Sidetapa. Tahapan upacara Melasti bayi kembar yang teridentifikasi dari hasil riset ini ialah Ngayah, Munpunin, Metanding, Ngunggahang Aci, Nampah, Mapiuning Lan Memargi, Nyiramang Due Lan Sang Reged (Bayi Kembar dan Orangtuanya), Ngayut Busana Sang Reged ( Bayi Kembar dan Orangtuanya), dan Ngurang Bakti. Menurut Dresta, adat ritual Melasti untuk kelahiran anak kembar di Desa Sidetapa sudah dilakukan secara turun temurun. Ritual Melasti dilakukan dalam dua kategori yakni ketika lahir anak kembar biasa (kembar perempuan atau laki-laki) maka di Soan Alit melasti dilaksanakan. Ketika lahir bayi kembar Buncing, maka Melasti dijalankan di Soan Agung. Nyiramang Duen Ida Bhatara menggunakan Banten Pengayatan sebagai sarana dan Ngelukat bayi kembar serta orang tuanya menggunakan Banten Pejatian. Sebagai sarana penyucian Niasa (linggih) Ida Bhatara yang berstana di Desa Sidetapa dilakukan upacara Melasti untuk bayi kembar. Selain itu, nilai pendidikan dalam Tradisi Upacara Melasti bayi kembar ini menekankan nilai kebersamaan, toleransi, tata krama, dan kesadaran diri.

Article Details

How to Cite
Kadek Ayu Winarti. (2023). Upacara Melasti Bayi Kembar Di Desa Sidetapa Kecamatan Banjar, Buleleng . WIDYALAYA: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 140-146. Retrieved from https://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/320
Section
Articles

References

Subagiasta I Ketut, dkk. 1997. Acara Agama Hindu.
Direktorat Bimbingan Masyarakat Hindu. Jakarta dan Tim. 2005.
Kamus Istilah Agama Hindu. Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Bali, Program Pengembangan Lembaga-lembaga Sosial Keagaaman dan Lembaga Keagamaan Hindu Bali Tahun Anggaran 2005. Denpasar
Arikunto, 2006. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Lapangan. Surabaya. Paramita
Artawijaya. 2010. “Upacara Melasti (mekiyis) Dalam Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali”. http://catatanradiograf.blogspot.com. diunduh tanggal 26 Maret 2015
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta. Rineka Cipta.
Chahyawati, Dwi. 2013. “Aktualisasi Nilai-nilai Luhur Pancasila dalam Upacara Melasti”. Universitas Negeri Malang. http://karya-ilmiah.um.ac.id.
diunduh tanggal 26 Maret 2015.
Daud. 2010. Penelitian Kualitatif. Surabaya. Paramita
Engkoswara. 2012. Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rian.
Dewa Made Tantera Keramas, Prof. Dr. 2008. Metoda Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Agama dan Kebudayaan. Penerbit Paramita Surabaya.
Faruk. 1994. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
Geertz, Clofford. 1995. Budayawan dan Agama. Yoyakarta. Penerbit Erlangga.
Gorda, I Gusti Ngurah. 1990. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial Praktis. Denpasar. Undiknas.
Gulo, W. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Pt Gramedia Widiarsana Indonesia.
Hamidi. 2005. Penelitian Kualitatif. Surabaya. Paramita.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Penerbit Jakarta Balai Pustaka.
Koentjaraningrat, 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta. Dian Rian.
---------------------,.1996. Pengantar Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta.
Maulana. 2011. Penelitian Kualitatif. Surabaya. Paramita